Pasar Tanah Abang siapa sih yang gak tau ? Pasar yang merupakan salah
satu objek tertua di kawasan Ibukota Jakarta. Kalian tahu tidak asal mula nama
Tanah Abang ? Dan bagaimana sih sejarah dari Pasar Tanah Abang ini ? di sini
saya akan mencoba membahas sedikit tentang Pasar Tanah Abang tersebut. Sejarah
di mulai ketika Kota Batavia mengalami perluasan tata kota ke arah Timur,
selatan dan Barat ini terjadi pada abad ke-17. Salah seorang penyewa
lahan di Tanah Abang bernama Phoa Bing Ham berkontribusi dengan membangun kanal
yang menghubungkan ketiga wilayah itu yang juga digunakannya sebagai jalur
distribusi untuk mengangkut hasil kebunnya untuk diperdagangkan. Ia
membuat jalur kanal dari selatan menyusur disepanjang Jl Gajah Mada hingga
sampai ke kali Ciliwung di Timur. Ke wilayah Barat Batavia, ia menggali
kanal hingga ke ujung Kebon Sirih hingga terhubung ke Kali Krukut.
Pembangunan kanal tersebut
membuat berkembangnya mata rantai perdagangan yang menghubungkan satu wilayah
ke wilayah di sekitar Batavia. Pada tahun 1735, salah seorang pemilik
tanah yang bernama Justinus vink
mendirikan pasar Tanahabang yang pada
saat itu di kenal dengan Pasar Sabtu dan Pasar Weltevreden di kenal dengan
Pasar Senen. Hari dan barang yang diperdagangkan di pasar ditentukan oleh
pemerintah yang berkuasa berdasarkan surat izin yang dikeluarkan untuk
masing-masing pasar. Untuk Tanah Abang sendiri barang yang diperdagangkan
adalah tekstil, kelontong dan hasil bumi.
Menjelang akhir abad ke-19,
Tanah Abang pun mulai di banjir para pedagang dari Arab, hingga statistik
mencatat jumlah orang Arab di Tanah Abang mencapai 13ribu jiwa pada tahun
1920. Kedatangan orang-orang Arab membuat orang – orang sekitar berdagang
ternak kambing itu di karenakan kegemaran orang Arab menyantap makanan sejenis
domba itu. Tak heran Tanah Abang juga dikenal dengan sebutan Pasar Kambing.
Konon, pedagang kambing yang ada saat ini merupakan pedagang kambing
turun-temurun.
Hadirnya Pasar Tanah Abang sangat berpengaruh terhadap
tumbuhnya perkampungan disekitarnya. Secara alami, banyak masyarakat
bermukim dan membangun tempat tinggal hingga pemerintah membuat wilayah
tersebut dalam satu kecamatan bernama Tanah Abang.
Nah untuk permasalahan asal nama
Tanah Abang itu di buat, di kutip dari buku 250 Tahun Pasar Tanah Abang
yang diterbitkan PD Pasar Jaya pada 1982. Tanah Abang tidak terlepas dari
sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal
nama Tanah Abang tersebut, karena belum ada sumber sejarah tertulis
mengenai penemuan nama tersebut. Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada
pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal
dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti
dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan,
namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah
Abang sebagai pangkalan perang mereka, karena konturnya yang berbukit-bukit
dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan
tersebut bertanah merah, atau di kenal
dalam bahasa Jawa "Abang". Diperkirakan dari sanalah nama Tanah
Abang muncul.
Dengan dibangunnya Stasiun
Tanah Abang, membuat pasar
tersebut semakin berkembang. Dengan berkembangnya peradaban ditempat
tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok
Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1973, Pasar
Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah
mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di
lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agustus 1979. Pada tahun 1975
tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun 2010 lalu. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun 2010 lalu. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.
Bisa di ambil kesimpulan bahwa
nama dari Pasar Tanah Abang tersebut di ambil bukan dari seseorang pendirinya
atau penemunya. Melainkan dari kawasan yang bertanah merah yang di sebut-sebut
oleh warga sebagai Tanah Abang yang mengartikan Tanah Merah.
Berikut gambar dari Pasar Tanah Abang.
Sumber: