Selasa, 24 April 2012

Di Balik Tanah Abang


Pasar Tanah Abang siapa sih yang gak tau ? Pasar yang merupakan salah satu objek tertua di kawasan Ibukota Jakarta. Kalian tahu tidak asal mula nama Tanah Abang ? Dan bagaimana sih sejarah dari Pasar Tanah Abang ini ? di sini saya akan mencoba membahas sedikit tentang Pasar Tanah Abang tersebut. Sejarah di mulai ketika Kota Batavia mengalami perluasan tata kota ke arah Timur, selatan dan Barat ini terjadi pada abad ke-17. Salah seorang penyewa lahan di Tanah Abang bernama Phoa Bing Ham berkontribusi dengan membangun kanal yang menghubungkan ketiga wilayah itu yang juga digunakannya sebagai jalur distribusi untuk mengangkut hasil kebunnya untuk diperdagangkan.  Ia membuat jalur kanal dari selatan menyusur disepanjang Jl Gajah Mada hingga sampai ke kali Ciliwung di Timur.  Ke wilayah Barat Batavia, ia menggali kanal hingga ke ujung Kebon Sirih hingga terhubung ke Kali Krukut. 

Pembangunan kanal tersebut membuat berkembangnya mata rantai perdagangan yang menghubungkan satu wilayah ke wilayah di sekitar Batavia. Pada tahun 1735, salah seorang pemilik tanah yang bernama  Justinus vink mendirikan pasar Tanahabang  yang pada saat itu di kenal dengan Pasar Sabtu dan Pasar Weltevreden di kenal dengan Pasar Senen. Hari dan barang yang diperdagangkan di pasar ditentukan oleh pemerintah yang berkuasa berdasarkan surat izin yang dikeluarkan untuk masing-masing pasar.  Untuk Tanah Abang sendiri barang yang diperdagangkan adalah tekstil, kelontong dan hasil bumi.

Menjelang akhir abad ke-19, Tanah Abang pun mulai di banjir para pedagang dari Arab, hingga statistik mencatat jumlah orang Arab di Tanah Abang mencapai 13ribu jiwa pada tahun 1920.  Kedatangan orang-orang Arab membuat orang – orang sekitar berdagang ternak kambing itu di karenakan kegemaran orang Arab menyantap makanan sejenis domba itu.  Tak heran Tanah Abang juga dikenal dengan sebutan Pasar Kambing.  Konon, pedagang kambing yang ada saat ini merupakan pedagang kambing turun-temurun.

Hadirnya  Pasar Tanah Abang sangat berpengaruh terhadap tumbuhnya perkampungan disekitarnya.  Secara alami, banyak masyarakat bermukim dan membangun tempat tinggal hingga pemerintah membuat wilayah tersebut dalam satu kecamatan bernama Tanah Abang.

Nah untuk permasalahan asal nama Tanah Abang itu di buat, di kutip dari buku 250 Tahun Pasar Tanah Abang yang diterbitkan PD Pasar Jaya pada 1982. Tanah Abang tidak terlepas dari sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal nama Tanah Abang tersebut,  karena belum ada sumber sejarah tertulis mengenai penemuan nama tersebut. Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.

Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan perang mereka, karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan tersebut  bertanah merah, atau di kenal dalam bahasa Jawa "Abang".  Diperkirakan dari sanalah nama Tanah Abang  muncul.

Dengan dibangunnya Stasiun Tanah Abang, membuat pasar tersebut semakin berkembang. Dengan berkembangnya peradaban ditempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agustus 1979. Pada tahun 1975 tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.

            Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun 2010 lalu. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi  dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.

Bisa di ambil kesimpulan bahwa nama dari Pasar Tanah Abang tersebut di ambil bukan dari seseorang pendirinya atau penemunya. Melainkan dari kawasan yang bertanah merah yang di sebut-sebut oleh warga sebagai Tanah Abang yang mengartikan Tanah Merah.
Berikut gambar dari Pasar Tanah Abang.


Sumber: